10/10/2015 12:51:00 PM
0


Setiap pribadi memendam karakter egosentris dalam dirinya, bahkan ketika sudah berumah-tangga. Sikap terlalu asyik dengan dirinya sendiri, tanpa mempedulikan kerepotan pasangannya terkadang masih ada. Ia juga manusia biasa yang terkadang lalai dengan komitmen dan janji-janji, bahkan melupakan tugas-tugasnya.
Pasangannya pun manusia biasa yang membutuhkan penghargaan saat ia berkontribusi lebih besar. Bukan soal liLLah atau tidak, ikhlas atau nggak. Namun hatinya mudah cedera jika pasangannya enggan mengerti atau sekedar empati.

Komunikasi Bisu
Jika benar sebagaimana menurut sebuah penelitian, bahwa dalam sehari saja wanita butuh berbicara 20 ribu kata, sedangkan pria hanya 7.000 kata. Maka apa yang terjadi jika seorang istri sendiri tiada teman bicara. Ditambah lagi ketika gadget lebih menyita perhatian suami istri itu dengan banyaknya informasi ketimbang ngobrol dengan pasangan.

Terjadilah semakin berjejalan kosa kata bertumpuk sampai-sampai tidak mampu diucapkan. Bahkan sulit dirangkai menjadi kalimat. Seperti halnya keringat yang deras bercucuran atau air seni yang harus ditumpahkan pada saatnya. Akhirnya redaman itu membuncah menjadi ledakan amarah dan kekesalan, dengan sebuah kesimpulan, suamiku enggan berbicara denganku. Atau istriku ketika bicara, perkataannya menyakitkan. Wallahu'alam wa’iyadzubillah

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan