11/01/2018 07:30:00 AM
0
Ada istilah bahwa suami itu tak ubahnya ‘tawanan sihir’ sang istri. Jika para istri memahami fitrahnya sebagaimana telah ditetapkan Allah yang cenderung pada kepemimpinan dan dominasi, maka mudah bagi istri untuk mendapatkan kasih sayangnya dan mencukupi kebutuhannya.

Pernahkah suatu ketika sepulang sang suami kerja dan tiba di rumah, setelah sekian tahun perjalanan rumah tangga mereka, seorang istri melakukan hal sederhana yang belum pernah dilakukannya, semisal mengatakan : “Suamiku, kamu terlihat lelah, mau aku pijit?.” Tanpa harus menunggu sang suami memintanya. Dan hal-hal kreatif sederhana lainnya untuk mendapatkan hati sang suami.

Seorang lelaki sekalipun secara fisik berkulit hitam, pendek dan tidak menarik, ia tetaplah pemimpin di tengah keluarganya. Al-Ashma’iy berkata, “Saya pernah mengunjungi suatu desa. Di sana saya melihat seorang wanita sangat cantik yang mempunyai suami buruk rupa. Saya katakan kepadanya, “Bagaimana kamu rela bersuamikan orang seperti dia?” Wanita itu menjawab, “Hai kamu, dengarlah! Mungkin ia telah berbuat baik antara dia dan Khaliq-nya, lalu Dia menjadikan aku sebagai pahala baginya. Atau aku pernah melakukan perbuatan yang tidak baik, lalu ini menjadi hukuman bagiku.”

Suami itu hidup sebagai ‘tawanan sihir’ istri, tatkala bersamanya ia mendapati kewibawaannya, kepercayaan istri terhadap diri dan kemampuannya, kepemimpinan dan dominasinya. Hal itu akan membahagiakannya dan mendorongnya untuk lebih memuliakan dan mencintai istrinya. Fitrahnya memang demikian. Seorang istri yang bisa mengenyangkan hati suaminya akan membuat suami mudah melapangkan dadanya dan memuliakan istrinya. Tidak mudah goyah oleh godaan jalanan, bahkan termotivasi untuk selalu bisa memenuhi kebutuhannya.

Adapun kebanyakan istri ingin dimengerti perasaannya. Ia lebih membutuhkan suami yang memahaminya sebelum membuatnya paham. Suami yang mau mendengarkan ceritanya yang diulang-ulang ketimbang memotong pembicaraannya dan menceramahinya. Lebih mudah larut dengan perasaannya daripada mendengarkan penjelasan. Kalau boleh diistilahkan, laki-laki itu apa-apa dipikir, wanita itu apa-apa dirasa.

Meskipun istri senang mendengarnya, namun bagi kebanyakan suami mengerjakan soal matematika lebih mudah daripada mengatakan “aku mencintaimu” (karena pake dipikir dulu.. hehe..). Seperti halnya seorang istri yang ingin selalu disayang dan dimengerti perasaannya, maka suami pun menginginkan istri yang setia kepadanya dan selalu menghormatinya.

Pada dasarnya setiap suami pun ingin bisa membahagiakan istri dan keluarganya. Kalau tidak ngapain dia repot-repot bekerja keras dan membelikan bermacam-macam hadiah.

Konon bagian yang paling rahasia dari seorang suami adalah bahwa rata-rata suami menginginkan bisa berhubungan lebih sering dengan istrinya agar ia tidak sempat berpikir tentang wanita yang lain. Sampai-sampai dalam sebuah riwayat disebutkan “Apabila seorang lelaki mengajak istrinya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, maka hendaknya istri mendatanginya, meskipun ia sedang berada di hadapan tungku.”

Allahu’alam

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan