Izinkan kali
ini saya ngomong ngalor ngidul soalnya darurat. ipoleksosbudhankam lengkap.
Saya ga bahas itu, karena bukan kapasitas saya. Di luar kisruh gaduh, mari kita
perbaiki rumah masing-masing yang menjadi benteng pertahanan terakhir keluarga
kita. Maaf kalau kata-katanya agak sembarangan, tidak seperti biasanya.
Saudaraku,
mulai sekarang mari belajar berhemat. Membeli yang benar-benar dibutuhkan dan
bukan yang diinginkan. Jangan berhutang bila tidak benar-benar butuh,
lebih-lebih yang konsumtif (apalagi pake bank atau lembaga finance lainnya yang
ribawi. Naudzubillah).
Salah
satunya, ajari sejak sekarang anak-anak mulai menyukai makanan rumahan dan
mengurangi jajan di luar. Selain tidak dijamin hieginis dan belum jelas
kehalalannya, juga agak boros. Kalau ga sempet masak, beli sayur matang atau
lauknya bawa pulang ke rumah (itupun yang jelas halalnya).
Selain itu,
sudah tabiatnya anak-anak berisik, berlarian, sepeda-an, nangis, dst. Kita juga
pernah mengalaminya. Berikan mereka kesempatan untuk menikmati masa
kanak-kanaknya. Daripada mereka minta main ke mal atau jajan.
Jangan
bebani mereka hanya dengan belajar-belajar-belajar. Berikan waktu untuk mereka
secara seimbang. Ada saatnya main, ada saatnya belajar. Gunakan waktu untuk
melihat kelucuan mereka dan menemani mereka. Kurangi kebiasaan anak-anak
melihat kita sering nonton TV atau utak-utek hp terus saat mereka ada. Jika
butuh banget, main hapenya bila perlu pake ngumpet. Ada yang mungkin lebih
penting dan bermanfaat, yaitu baca AlQuran atau buku bermutu atau lainnya yang
manfaat. Biar mereka tahu ortunya suka ilmu dan selalu inget Allah, Robb-nya.
Itupun kalau bisa bukan pada saat mereka membutuhkan kehadiran kita.
Jangan mudah
marah untuk hal-hal remeh. Apalagi sampe dilihat anak-anak. Jangan mudah
mengeluh kalau lelah sibuk seharian. Suami sibuk kerja, capek. Istri repot
ngurus rumah, lelah. Jadi sama saja. Masing-masing belajar untuk memahami dan
mengerti. Kalau kita merasa telah berbuat lebih banyak, bersyukurlah. Semoga
bernilai ibadah. Dan ada pahala untuk itu. Bahkan kesabaran juga berpahala.
Sudah itu saja dulu. Maaf saya juga belajar untuk semua itu.
0 komentar:
Posting Komentar