10/10/2015 12:48:00 PM
0


Izinkan kali ini saya ngomong ngalor ngidul soalnya darurat. ipoleksosbudhankam lengkap. Saya ga bahas itu, karena bukan kapasitas saya. Di luar kisruh gaduh, mari kita perbaiki rumah masing-masing yang menjadi benteng pertahanan terakhir keluarga kita. Maaf kalau kata-katanya agak sembarangan, tidak seperti biasanya.
Saudaraku, mulai sekarang mari belajar berhemat. Membeli yang benar-benar dibutuhkan dan bukan yang diinginkan. Jangan berhutang bila tidak benar-benar butuh, lebih-lebih yang konsumtif (apalagi pake bank atau lembaga finance lainnya yang ribawi. Naudzubillah).
Salah satunya, ajari sejak sekarang anak-anak mulai menyukai makanan rumahan dan mengurangi jajan di luar. Selain tidak dijamin hieginis dan belum jelas kehalalannya, juga agak boros. Kalau ga sempet masak, beli sayur matang atau lauknya bawa pulang ke rumah (itupun yang jelas halalnya).
Selain itu, sudah tabiatnya anak-anak berisik, berlarian, sepeda-an, nangis, dst. Kita juga pernah mengalaminya. Berikan mereka kesempatan untuk menikmati masa kanak-kanaknya. Daripada mereka minta main ke mal atau jajan.
Jangan bebani mereka hanya dengan belajar-belajar-belajar. Berikan waktu untuk mereka secara seimbang. Ada saatnya main, ada saatnya belajar. Gunakan waktu untuk melihat kelucuan mereka dan menemani mereka. Kurangi kebiasaan anak-anak melihat kita sering nonton TV atau utak-utek hp terus saat mereka ada. Jika butuh banget, main hapenya bila perlu pake ngumpet. Ada yang mungkin lebih penting dan bermanfaat, yaitu baca AlQuran atau buku bermutu atau lainnya yang manfaat. Biar mereka tahu ortunya suka ilmu dan selalu inget Allah, Robb-nya. Itupun kalau bisa bukan pada saat mereka membutuhkan kehadiran kita.
Jangan mudah marah untuk hal-hal remeh. Apalagi sampe dilihat anak-anak. Jangan mudah mengeluh kalau lelah sibuk seharian. Suami sibuk kerja, capek. Istri repot ngurus rumah, lelah. Jadi sama saja. Masing-masing belajar untuk memahami dan mengerti. Kalau kita merasa telah berbuat lebih banyak, bersyukurlah. Semoga bernilai ibadah. Dan ada pahala untuk itu. Bahkan kesabaran juga berpahala. Sudah itu saja dulu. Maaf saya juga belajar untuk semua itu.

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan