7/25/2007 09:32:00 PM
1

Genap 9 tahun lalu, untuk selamanya seorang bapak bijak dan pejuang kehidupan yang multitalenta meninggalkan puteri kesayangannya. Aku tidak terlalu mengenal beliau, namun aku bisa merasakan buah kebaikan yang ditanamnya. Tidak terlalu berlebihan jika aku juga mengenangnya. Semoga Alloh mengampuni dosa-dosanya dan merahmatinya. Amin.

Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Klo boleh cerita, sekedar untuk mengambil pelajaran. Aku adalah cucu dari seorang saudagar yang konon dikenal di zamannya. Raja hutan alias perambah hutan (moga nggak illegal logging) dan pemborong proyek rel kereta api jalur Semarang - Surabaya. Semoga Alloh merahmatinya. Jika mendengar kisah beliau dari abah, om dan pak dhe bu dhe membuatku berdecak kagum dan salut dengan semangatnya.

Kupikir aku cucu dari seorang kakek yang masyhur. Suatu ketika aku menengok jejak-jejak masa keemasan eyang dengan menelusuri kampung abahku... Mampir di sebuah warung kopi, ada seseorang yang menanyaiku perihal siapa aku. Dengan bangga aku memperkenalkan diri sebagai cucu H. Ashari. Eh, nggak tahunya setiap kali ketemu orang, mereka lebih mengenal H. Ashari calak (tukang sunat) di kampung kami pada zamannya. Dan bukan H. Ashari seorang saudagar kaya raya.

Kini, apapun, aku bersyukur menjadi cucu beliau dan dibesarkan abah-ibu dengan segala kesederhanaannya jauh berbeda dengan kehidupan masa kecil abah. Dibimbing untuk menjadi anak yang selalu mentaati Alloh dan rosul-Nya. Insya Alloh. Alhamdulillah, ini jauh lebih baik. Betapapun, kebaikan, ketulusan, keluhuran budi, yang disebut dengan akhlaqul karimah serta kerja keras, semangat untuk maju yang disebut quwatul iradah (kehendak) menjadi begitu penting di kehidupan ini, apalagi kelak di akhirat.

Untuk seorang puteri yang tengah berbahagia, insya Allah Bapak akan bangga menatapmu saat ini, jangan kecewakan dia. Dia menantikanmu, doa dari seorang puteri salehah. Selamat berbahagia....... Barakallahulaka wa baraaka alaika wa jamaa bainakuma fi khairin.....

1 komentar:

Anonim mengatakan...

puteri yg berbahagia
memendam hati yang berkalang cinta
tak bhisa memilih meski berduka
kudu berjalan meski terluka
kudu berpaling meski nestapa
meninggalkan hati yang kini sendiri
berucap selamat
semoga selalu bahagia dalam taat

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan