10/19/2018 05:28:00 AM
0

Dalam banyak kasus percekcokan pasutri, tidak ada yang benar sendiri atau salah sendiri. Masing-masing seberapapun kecilnya hampir pasti memiliki andil dimulainya perselisihan.

Tidak ada manfaatnya dengan merasa diri benar lalu menyalahkan pasangan. Tidak ada manfaatnya mengucapkan kalimat : “Kamu egois.” Lalu dibalas. “Kamu yang egois”. Karena sejatinya dengan tidak mau mengakui kekeliruan sekecil apapun itu menunjukkan kalau keduanya egois. Tidak ada manfaatnya keangkuhan meski itu berdalih membela “harga diri”. Mereka tokh tidak sedang berlomba memperebutkan piala, sehingga harus ada yang menang dan kalah. Berhasil melukai perasaan pasangan itu bukanlah kemenangan. Karena hakekat kemenangan adalah mencapai kebahagiaan. Dan bahagia itu adanya ketika kita berhasil membahagiakan pasangan. Lalu harus bagaimana?

Tidak ada orang lain yang bisa membantu melainkan diri mereka sendiri. Bukanlah aib menurunkan kadar ego masing-masing untuk kebaikan keluarga. Memulai dengan mendekatinya, karena saat bermusuhan biasanya fisik menjauh. (Tidak seperti pertandingan gulat). Luruhkan ego diri dan paksa untuk mendekatinya. Sentuh tangannya dan dekaplah tubuhnya. Karena usai teriakan biasanya berganti kebisuan, lidah berasa kelu. Dan saat mulai bisa berkata-kata, mulailah dengan kata ‘maaf’ dan menyalahkan diri sendiri dulu. Bukan mendaratkan uppercut dengan mengatakan, “Kamu gitu sih, egois. Maunya menang sendiri” Karena itu sama halnya menabuh kembali genderang perang. Wallahu’alam.

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan