10/18/2016 06:30:00 AM
0

Berbahagialah memiliki suami setampan pangeran, namun jangan terlalu kecewa kalau ekonominya belum cukup mapan.

Jangan terlalu risau kalau ternyata istrimu bukanlah bunga desa, tetapi bukankah ia bisa memasak, mencuci dan merawat rumah tanpa anda repot-repot mendatangkan koki, me-laundry pakaian dan mendatangkan tenaga jasa pelayanan kebersihan.

Ya, dia hanyalah pekerja biasa dengan gaji yang tidak terlalu besar, tapi bukankah dia selalu punya waktu untukmu, menasehatimu dan menemani kegembiraan putera-puterimu.

Barangkali istrimu tidak menamatkan pendidikannya di perguruan tinggi, namun bukankah ia sangat piawai mendidik putera-puterimu dan selalu punya waktu untuk mereka.

Meskipun suamimu bukanlah seorang ahli ilmu dan pendakwah yang memiliki nama besar, bukankah dia sangat baik mengajarimu dan keluarganya tentang perkara yang halal dan haram, perintah dan larangan, dst.

Sekalipun istrimu bukanlah lulusan sebuah pondok pesantren, namun bukankah ia sangat istiqomah mengikuti petuahmu dan mentaatimu dalam perkara yang ma’ruf. Allahu’alam

Keadaan setiap orang bisa berbeda-beda, namun hendaknya kita lebih sering berkaca diri dan menyadari kelemahan diri sekaligus memberikan penghargaan memadai atas kelebihan yang dimiliki pasangan hidup kita. Karena kita hanyalah pasangan hidup yang biasa. Ada kelebihan dan kekurangannya.  

Positive Thinking Pasutri
Hampır tıdak kıta temukan suamı atau ıstrı yang “selalu” bısa bersıkap manıs dan menyenangkan dı hadapan pasangannya dalam segala keadaan.Ya... karena mereka berdua bukanlah makhluq yang sempurna.

Ironisnya, diantara pasutri malah ada yang keliru dalam memandang kekurangan pasangannya. Sehingga ia lantas berkesimpulan, kalau tabiat buruk yang “kadang-kadang” muncul itu sebagai kepribadian pasangannya. Sehingga terlontar kalimat : “Kamu baru tahu ya, dia itu memang pemarah. Dia itu egois. Dia itu keras kepala.“ Dst. Seolah seperti itulah watak asli pasangannya. Sementara tatkala pasangannya bersikap baik di hadapan semua orang, ia lantas berujar : “Ah, dia mah cuman pura-pura, di depan kalian aja kelihatan baik.”

Padahal ketika angot-nya datang, bisa jadi ia tengah kecapean, bad mood atau sedang ada masalah dengan orang lain, dst. Kenapa tidak bersikap sebaliknya, saat pasangan dalam ‘krisis’ kita menyemangati dan memahami. Adapun pada saat dia melakukan hal-hal yang membuat decak kagum orang lain, kita mengapresiasi dan menghargainya. Allahu’alam.

Wallahu musta’an.

#CintaPasutri
#TidakSempurna

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan