10/17/2016 12:12:00 PM
0

وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

"Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat."

Peristiwa ini sangat penting dalam sejarah hidup seorang anak manusia. Seorang ayah melepaskan anak gadisnya kepada pemuda yang (bisa jadi) baru dikenalnya, tanpa ia ketahui akankah puterinya dibahagiakannya atau dibuatnya menderita. Apakah akan menjadi lebih baik agamanya ataukah sebaliknya, dst.

Begitupun dengan laki-laki pemberani ini. Ia telah mengambil tanggung-jawab dari seorang ayah kepada dirinya. Ia sempurnakan agamanya dengan melakukan pekerjaan besar yang tidak mudah itu. Ia menanggung nafkahnya dan bertanggung-jawab menyamankan batin dan perasaannya. Seolah memasrahkan surga dan neraka-nya dengan bermakmum kepadanya. Ia harus siap menghadapi kerewelannya layaknya gadis manja kepada ayahnya. Ia harus memeganginya dengan kuat, karena laksana qowarir (kaca), jika ia tidak berhati-hati menjaganya, ia bisa terlepas dan jatuh berantakan. Takkan mampu ia memunguti dan merangkainya kembali.

Demikian halnya wanita yang nampak lemah gemulai ini, ia harus memiliki tenaga ekstra untuk melakukan banyak hal dalam hidup barunya, yang bisa jadi belum pernah ia lakukan sebelumnya. Tatkala ia mengiyakan pinangan laki-laki yang baru dikenalnya ini lalu masuk ke dalam hidupnya, ia harus mentaati dan berkhitmat kepadanya pada perkara yang ma’ruf. Bahkan mengandung anak dan membesarkannya. Begitu seterusnya.

Itulah (wallahu’alam), mengapa ikatan suci ini disebut dengan mitsaqon gholidzo, perjanjian yang berat atau perjanjian yang kuat. Kalaulah bukan semata diniatkan ‘ibadah’ kepada Allah, tentulah terasa sangatlah berat. Hingga Allahpun menyebutnya dengan kalimat yang sama saat mengambil janji orang-orang Yahudi (QS An-Nisa: 154).

وَرَفَعْنَا فَوْقَهُمُ الطُّورَ بِمِيثَاقِهِمْ وَقُلْنَا لَهُمُ ادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا وَقُلْنَا لَهُمْ لَا تَعْدُوا فِي السَّبْتِ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

"Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka : "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh."

Bahkan perjanjian Allah dengan para Nabi pilihan, Rasul ulul azmi (QS Al-Ahzab : 7).

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari para nabi dan dari engkau (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh"

Wallahu musta’an.

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan