9/24/2018 05:00:00 AM
0

Meminjam istilah Dr. Karim Asy-Syadzili pernikahan itu hidup dengan kedua paru-parunya. Cinta (al mawadah) dan Kasih sayang (ar-rahmah). Apabila salah satunya rusak, maka masih tersisa satunya yang memainkan peran memompakan udara.

Akan tiba masanya kita menua. Dan kalaulah cinta tak lagi menggebu dan mengharu biru, setidaknya masih ada perasaan kasih sayang, yang membuat kita merasa tidak ingin kehilangan dan tidak merelakan sesuatu yang buruk menimpa pasangan hidup kita.

Al-Mawaddah bisa saja datang sebagai cinta sejak pandangan pertama (love at the first sight) atau cinta karena terbiasa (witing tresno jalaran saka kulina), Namun ar-rahmah tersusun dari peristiwa harian dan berlangsung terus menerus. Ia tumbuh dari kelembutan hati yang terus-menerus, kehalusan pekerti, dan kemuliaan perilaku. Wallahu'alam.

Pasangan suami istri yang menginginkan kehidupan rumah tangganya awet dan langgeng tidak hanya bisa berharap dengan kekuatan cinta yang berkobar-kobar, melainkan tersedianya perasaan itu secara cukup, hingga menghangat sepanjang waktu. Jadi jika sesekali menyelinap perasaan sesal dan bersalah dengan pasangan, bersegeralah memenuhinya dengan kadar cinta yang cukup. Bisa dengan menatap mata pasangan, melakukan dialog ringan, melakukan aktifitas bersama, dst. So, tidak harus dengan ‘adegan ranjang’. Tuing !!

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan