Dalam rumah tangga ada perselisihan
adalah hal biasa, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ada orang yang mampu
mengambil hikmahnya dan mengubahnya menjadi hal yang penuh manfaat. Baginya,
masalah-lah yang membuat kehidupan rumah tangga semakin dinamis dan
mendewasakan. Awalnya bertengkar, akhirnya ridla. Tadinya enggan, jadinya
mesra-mesraan. Seperti sebuah pepatah, "Pengalaman yang membuatku terluka
adalah pengalaman yang benar-benar memberiku pelajaran."
Ketika pasangan kita marah, maka pada
saat itulah kita dituntut untuk dapat membuatnya kembali ridha. Saat itulah
kehangatan dibutuhkan untuk memecah kebekuan. Itulah saatnya kita berlatih
mengungkapkan kelembutan, kesantunan dan kemesraan dalam berbicara
Banyak permasalahan yang dihadapi pasutri
dalam hidup berumah tangga disebabkan oleh salah paham dan ketidaksepakatan.
Dan Banyak pasutri yang berusaha mencari pemecahan dari suatu permasalahan,
tetapi mereka tidak mencapai kesepakatan meski masalah itu sepele.
Yakinlah, tidak ditemukan suami-istri
manapun yang selalu bersepakat dalam semua hal. Tidak ada satu keluargapun yang
tidak digoncang hembusan angin perselisihan. Dan Berapa banyak perselisihan
yang sesungguhnya menjadi latihan menuju kesepakatan.
Karena tujuan terpenting dialog bukan
untuk memenangkan perdebatan atau menyudutkan pasangan. Alangkah baiknya ketika
ada masalah, pasangan suami istri lebih mengedepankan cinta ketimbang amarah.
Misal dengan mengatakan, “Sungguh aku sangat mencintaimu, sehingga aku tidak
menginginkan hal buruk akan menimpamu, jika kamu melakukan hal ini dan itu.”
Dibandingkan dengan mengatakan, “Saya paling tidak suka kamu melakukan hal ini
dan itu.” Begitu seterusnya.
Selanjutnya, menerima bahwa permasalahan
adalah bagian dari kehendak Allah untuk kebaikan diri kita dan mensucikan diri
dari dosa-dosa. Sebagaimana sabada rasulullah shalallahualaihi wa sallam :
Tidaklah seorang muslim ditimpa
kepenatan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, kecemasan, bahkan duri
yang menusuknya, melainkan dengannya Allah akan menghapus dosa-dosanya. (Dikeluarkan
oleh Imam Al-Bukhari no.5642)
0 komentar:
Posting Komentar