5/28/2009 02:57:00 PM
0
Pagi-pagi aku mendapat kabar teman kakak ipar mengalami kecelakaan sepulang kerja dari RS. Kustati. Ironisnya, penabrak yang tidak bertanggung-jawab itu meninggalkannya begitu saja.

Aku punya pengalaman yang tidak serupa, pasalnya luka ditabrak kala itu tidak terlalu serius. Hanya lecet-lecet dan motorku penyok. Bapak pengendara motor (dengan keranjangnya) agak ketakutan karna rasa bersalahnya menelikung dari sebelah kiri. Ketika Bapak si penabrak itu minta aku menyebutkan nominal ganti ruginya, aku hanya mengatakan : “Namanya di jalan pak, bisa saja celaka atau tidak sengaja mencelakai. Bagaimana baiknya saja." Dia agak tertegun sesaat dan merogoh kantong kemudian menyerahkan sejumlah uang. “Maaf, saya hanya punya ini..” katanya. Aku terima uang ganti rugi tersebut, karena aku sangat menghargai tanggung jawab dan penyesalannya.

Di lain kesempatan yang terjadi sebaliknya. Motorku laju kecepatannya tidak terkendali, karena bukan kebetulan klo remnya blong dan ban depan agak licin, sehingga ketika motor di depanku mengerem mendadak serta merta motorku menubruknya. Aku bener-bener kaget. Bapak pengendara itu turun dari motor dan melihat motornya yang ringsek. Sesaat dia menatapku dan akupun menyampaikan maaf. Di luar dugaanku, Subhanallah… Bapak itu tersenyum dan mengatakan : ”Ngantuk ya ? Lain kali hati-hati ya dik!” Belum lepas keterkejutanku, Bapak itu langsung men-starter motornya dan meninggalkan aku terpana.

Sebagaimana perbuatan buruk mendapatkan balasannya di dunia, begitupun halnya perbuatan baik. Wallahu’alam.

Allah swt berfirman: Orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (adzab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Yûnus [10]: 27).

Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Az-Zalzalah [99]: 8).

Ath-Thabrani meriwatatkan dari Jabir ra bahwa ia berkata, “Pernah ditanyakan kepada Rasulullah, ‘Apakah yang dimaksud dengan kesialan itu?’ Beliau menjawab, ‘Perangai yang buruk.’”

Hamba yang shalih tentu akan mengajak sesama agar menghalangi seseorang dari mengganggu orang lain, menyuruh orang lain berbuat baik dan bersabar, serta melarang perbuatan atau akhlak yang buruk. Sebab, akhlak yang buruk itu adalah kesialan.

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan