2/03/2014 04:52:00 PM
0


Kepada syaikh, seorang suami mengeluhkan keadaan istrinya, bahkan muak melihat tampangnya. Syaikh lalu bertanya kepadanya, apakah dia mentaatimu ? Tidakkah dia melaksanakan kewajibannya yang berkaitan dengan rumah dan anak-anakmu ? Tidakkah dia disiplin dalam menjalankan sholat dan ketaatan kepada Robb-nya ? Semua pertanyaan syaikh tersebut dijawab lugas : “Tentu”. 

Lalu syaikh kembali bertanya, “Adakah kamu mendapati suatu cacat dalam tingkah lakunya ?  Dijawab sang suami : “Tidak, sama sekali tidak”.
Lalu apa yang kamu keluhkan ? Tanya syaikh menyelidik. Laki-laki itu menjawab : “Sungguh, dia wanita yang sangat tertutup dan dingin. Penampilannya sangat biasa, bahkan cenderung tidak peduli dan abai. Tidak sekalipun mengungkapkan kalimat cinta dari bibirnya. Tidak pula pernah bermanja seolah hal itu terlarang baginya.”

Syaikh menasehatinya : “Ya Akhi,  orang-orang sholih dari umat ini, mereka bersabar menghadapi istrinya dalam perkara yang lebih besar dari persoalan ini dan tidak pernah mengeluhkannya. Bahkan ada yang memiliki istri yang terus menyakitinya, berbicara lantang, bahkan berteriak di hadapan wajahnya. Namun tetap bersabar dan tabah menghadapinya serta berdoa kepada Allah agar memperbaikinya. Dalam perkara ini, sudahkah kamu berdoa kepada Allah ? “ Dia menjawab : “Belum.”

Sang syaikh berkata : “Saya akan berusaha membantumu, tetapi dengan syarat kamu harus jujur menjawab setiap pertanyaanku.” Dia menjawab : “Baiklah.”

Syaikh bertanya : “Bagaimana hubunganmu dengan Allah ?” Dia menjawab : “Saya tidak mengerti. Apa maksudnya ?”
Syaikh bertanya : “Apa kamu senantiasa menjaga sholat fajar?” Dia menjawab : “Kadang-kadang aku tinggalkan.”

Syaikh berkata : “Barangsiapa yang meremehkan sholatnya, maka dia pasti meremehkan perkara-perkara yang lain. Wahai saudaraku, dari sebab inilah terjadinya semua bencana. Sesungguhnya tidaklah datang suatu musibah melainkan disebabkan oleh perbuatan dosa dan tidaklah suatu musibah diangkat, melainkan dengan taubat. Sebagian salaf berkata : “Sungguh, saya telah terjerumus ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah dan aku sadari hal itu pada akhlak istriku dan sikap kendaraanku. Yaitu terjadinya perubahan perilaku istrinya disebabkan oleh perbuatan maksiatnya.”

Wa’iyadzubillah.

0 komentar:

Plan Your Work and Work Your Plan

Plan Your Work and Work Your Plan