Minimnya ilmu dan lemahnya bashiroh menjadikan seseorang tidak
menyadari bahwa dosa-dosa yang pernah dilakukannya, telah menggerogoti
dan mencabik-cabik hidupnya. Dan ironisnya, ia tidak bisa merasakan
dampak buruknya. Sebagaimana ia menganggap remeh dosa-dosanya, maka ia
pun merasakan biasa dari setiap hukuman yang ditimpakan padanya dan
membiarkannya berlalu begitu saja.
Ia lupa, bahwa ia dihukum dengan istri yang tidak mentaati perintahnya atau meninggikan suara di hadapannya. Tidakkah ia tahu, bahwa perilaku anak yang susah diatur dan terlalu banyak menuntut itu hukuman. Lupakah dia, pekerjaan yang menyibukkannya sehingga ia hanya memiliki sedikit masa bersama keluarga itu siksaan. Ataukah ia menantikan saat bumi menenggelamkan harta atau dirinya kah yang akan membuka mata kesadarannya?
Sampai sang modin mengatakan : “Istaghfiru liakhikum...” (Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian). Dan saat itu ia baru menyadari terlalu banyak dosa yang ia lakukan dan ia belum bertaubat darinya. Atau ia belum mendapatkan ampunan Robb-nya, namun ia terlambat menyadarinya. Wa’iyadzubillah.
Ia lupa, bahwa ia dihukum dengan istri yang tidak mentaati perintahnya atau meninggikan suara di hadapannya. Tidakkah ia tahu, bahwa perilaku anak yang susah diatur dan terlalu banyak menuntut itu hukuman. Lupakah dia, pekerjaan yang menyibukkannya sehingga ia hanya memiliki sedikit masa bersama keluarga itu siksaan. Ataukah ia menantikan saat bumi menenggelamkan harta atau dirinya kah yang akan membuka mata kesadarannya?
Sampai sang modin mengatakan : “Istaghfiru liakhikum...” (Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian). Dan saat itu ia baru menyadari terlalu banyak dosa yang ia lakukan dan ia belum bertaubat darinya. Atau ia belum mendapatkan ampunan Robb-nya, namun ia terlambat menyadarinya. Wa’iyadzubillah.
0 komentar:
Posting Komentar